JAMBI, KOMPAS.com--Sejumlah benda kuno seperti koin dan prasasti kuno serta naskah tua dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, diduga telah lebih dulu dibawa ke Malaysia sejak sebulan lalu untuk mengisi Museum Kerinci di Kuala Lumpur yang akan diresmikan Minggu (17/4).
Selain benda- benda kuno, Pemerintah Kabupaten Kerinci juga akan mengisi museum tersebut dengan alat-alat pertanian, pakaian adat, alat musik, serta foto-foto potensi wisata dan budaya Kerinci.
Filolog dari Universitas Jambi, Meizar Karim, Kamis (14/4), mengatakan, sejumlah naskah kuno Melayu telah didokumentasikan dalam bentuk mikrofilm dan mikrodisk sebagai koleksi Perpustakaan Melayu di Kuala Lumpur. Naskah tersebut, antara lain Cerita Negeri Jambi, Cerita Sebab Jatoh Kuasa Sultan Jambi, Hal Di Dalam Negeri Jambi, serta Hikayat Negeri Jambi.
”Tidak hanya di Malaysia, sejumlah dokumen asli Melayu Jambi tersimpan di Belanda dan Jerman. Keberadaan benda-benda tersebut di luar negeri menyulitkan peneliti lokal karena mereka harus ke luar negeri untuk mempelajari budaya Melayu Jambi,” ujarnya.
Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi Ashar Zahari mengatakan, pihaknya mengingatkan Pemerintah Provinsi Jambi untuk berhati-hati atas setiap upaya yang memungkinkan terjadinya pencurian benda-benda pusaka milik Jambi ke luar negeri. Ia mencontohkan, saat ini pengusaha asal Malaysia juga tengah mengajukan diri kepada Pemerintah Provinsi Jambi untuk melaksanakan pengerukan di sepanjang Sungai Batanghari, Jambi.
Padahal, menurut Ashar, sepanjang sungai ini memiliki begitu banyak peninggalan purbakala sejak abad VIII hingga XIV, antara lain berupa gerabah, keramik, dan emas. Pengerukan sungai dapat mengakibatkan banyak benda purbakala yang ikut diambil dan rusak akibat alat berat.
Pusat informasi wisata
Secara terpisah, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menyatakan, Pemkab Kerinci bukan membangun museum, tapi hanya membangun pusat informasi wisata dan budaya. Keberadaan pusat informasi di Kuala Lumpur tersebut diharapkan akan dapat menarik lebih banyak wisatawan asal Malaysia ke Kerinci.
”Di pusat informasi nantinya akan dipamerkan foto-foto sejumlah obyek wisata dan budaya khas Kerinci,” ujarnya.
Mengenai dugaan adanya sejumlah benda purbakala dan bersejarah akan dibawa ke Malaysia, Hasan menyatakan hal itu tidak boleh terjadi. ”Jangan sampai ada benda kuno dan pusaka yang dibawa ke luar. Itu ada sanksinya,” tutur Hasan.
Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan, pengiriman benda peninggalan budaya dan sejarah Kerinci ke Malaysia menunjukkan sikap pemerintah yang abai terhadap kekayaan budaya.
”Meskipun hanya membuat replikanya untuk diberikan pada negara lain, sama saja dengan menyerahkan identitas bangsa ini pada negara lain,” kata Anhar Gonggong.
Selain benda- benda kuno, Pemerintah Kabupaten Kerinci juga akan mengisi museum tersebut dengan alat-alat pertanian, pakaian adat, alat musik, serta foto-foto potensi wisata dan budaya Kerinci.
Filolog dari Universitas Jambi, Meizar Karim, Kamis (14/4), mengatakan, sejumlah naskah kuno Melayu telah didokumentasikan dalam bentuk mikrofilm dan mikrodisk sebagai koleksi Perpustakaan Melayu di Kuala Lumpur. Naskah tersebut, antara lain Cerita Negeri Jambi, Cerita Sebab Jatoh Kuasa Sultan Jambi, Hal Di Dalam Negeri Jambi, serta Hikayat Negeri Jambi.
”Tidak hanya di Malaysia, sejumlah dokumen asli Melayu Jambi tersimpan di Belanda dan Jerman. Keberadaan benda-benda tersebut di luar negeri menyulitkan peneliti lokal karena mereka harus ke luar negeri untuk mempelajari budaya Melayu Jambi,” ujarnya.
Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi Ashar Zahari mengatakan, pihaknya mengingatkan Pemerintah Provinsi Jambi untuk berhati-hati atas setiap upaya yang memungkinkan terjadinya pencurian benda-benda pusaka milik Jambi ke luar negeri. Ia mencontohkan, saat ini pengusaha asal Malaysia juga tengah mengajukan diri kepada Pemerintah Provinsi Jambi untuk melaksanakan pengerukan di sepanjang Sungai Batanghari, Jambi.
Padahal, menurut Ashar, sepanjang sungai ini memiliki begitu banyak peninggalan purbakala sejak abad VIII hingga XIV, antara lain berupa gerabah, keramik, dan emas. Pengerukan sungai dapat mengakibatkan banyak benda purbakala yang ikut diambil dan rusak akibat alat berat.
Pusat informasi wisata
Secara terpisah, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menyatakan, Pemkab Kerinci bukan membangun museum, tapi hanya membangun pusat informasi wisata dan budaya. Keberadaan pusat informasi di Kuala Lumpur tersebut diharapkan akan dapat menarik lebih banyak wisatawan asal Malaysia ke Kerinci.
”Di pusat informasi nantinya akan dipamerkan foto-foto sejumlah obyek wisata dan budaya khas Kerinci,” ujarnya.
Mengenai dugaan adanya sejumlah benda purbakala dan bersejarah akan dibawa ke Malaysia, Hasan menyatakan hal itu tidak boleh terjadi. ”Jangan sampai ada benda kuno dan pusaka yang dibawa ke luar. Itu ada sanksinya,” tutur Hasan.
Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan, pengiriman benda peninggalan budaya dan sejarah Kerinci ke Malaysia menunjukkan sikap pemerintah yang abai terhadap kekayaan budaya.
”Meskipun hanya membuat replikanya untuk diberikan pada negara lain, sama saja dengan menyerahkan identitas bangsa ini pada negara lain,” kata Anhar Gonggong.
Sumber :
Kompas Cetak
1 komentar:
berapa harga naskah kuno nya yyyaaaa????
Posting Komentar