SURABAYA, LICom: Naskah kuno bukanlah benda mati. Melainkan, naskah kuno merupakan sumber penting sejarah untuk merekonstruksi pemahaman tentang masa lalu. Saat ini, kajian-kajian tentang naskah kuno sudah menjadi rutinitas di berbagai kampus dunia, seperti Universitas Oxford dan Universitas Cambridge, Inggris. Rencananya, Pemerintah Qatar akan menggelar pameran naskah kuno dari berbagai belahan dunia pada bulan Oktober 2011. Undangan pun sudah disebar, termasuk akan undangan memajang naskah-naskah kuno temuan di Jawa Timur.
Persiapan pun sudah dilakukan oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Cabang Jawa Timur. Sejumlah naskah kuno yang berumur ratusan tahun sudah dipersiapkan untuk tampil dalam pameran Qatar nanti.
Pakar filologi (naskah kuno) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Amiq Ahyad PhD menyebutkan bahwa pihaknya sedang mendata berbagai naskah kuno untuk dipamerkan. ''Kami sudah menelusuri keberadaan naskah kuno di Jatim ini sejak tahun 2001. Kami menemukan berbagai naskah kuno itu di Malang, Tuban, Blitar, Ngawi, Ponorogo dan Bojonegoro,'' urai Sekretaris Manassa Jatim ini.
Saat ini, sudah terdata sekitar 250 naskah kuno asal Jatim yang siap dipamerkan di Doha, Qatar. Seluruh naskah kuno itu sudah terdigitalisasi, meski nanti yang akan dipamerkan adalah naskah kuno asli. Kondisi naskah kuno itu sudah agak lapuk dan rentan karena bahan yang sudah lama tersimpan.
''Kami harus hati-hati jika hendak membuka naskah-naskah kuno itu. Bahkan untuk merawatnya juga ekstra hati-hati. Tidak sembarang orang bisa melakukan perawatan maksimal pada naskah kuno itu, ada ilmu tersendiri,'' ungkap dia.
Disinggung peran pemerintah untuk perawatan naskah-naskah kuno tersebut, peraih gelar doktor dari Universitas Leiden ini menjelaskan bahwa perawatan itu umumnya dilakukan mandiri. Anggaran pemerintah biasanya ditujukan kepada perawatan museum, sedangkan untuk naskah kuno lebih banyak dilakukan perawatan secara mandiri.
Persiapan pun sudah dilakukan oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Cabang Jawa Timur. Sejumlah naskah kuno yang berumur ratusan tahun sudah dipersiapkan untuk tampil dalam pameran Qatar nanti.
Pakar filologi (naskah kuno) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Amiq Ahyad PhD menyebutkan bahwa pihaknya sedang mendata berbagai naskah kuno untuk dipamerkan. ''Kami sudah menelusuri keberadaan naskah kuno di Jatim ini sejak tahun 2001. Kami menemukan berbagai naskah kuno itu di Malang, Tuban, Blitar, Ngawi, Ponorogo dan Bojonegoro,'' urai Sekretaris Manassa Jatim ini.
Saat ini, sudah terdata sekitar 250 naskah kuno asal Jatim yang siap dipamerkan di Doha, Qatar. Seluruh naskah kuno itu sudah terdigitalisasi, meski nanti yang akan dipamerkan adalah naskah kuno asli. Kondisi naskah kuno itu sudah agak lapuk dan rentan karena bahan yang sudah lama tersimpan.
''Kami harus hati-hati jika hendak membuka naskah-naskah kuno itu. Bahkan untuk merawatnya juga ekstra hati-hati. Tidak sembarang orang bisa melakukan perawatan maksimal pada naskah kuno itu, ada ilmu tersendiri,'' ungkap dia.
Disinggung peran pemerintah untuk perawatan naskah-naskah kuno tersebut, peraih gelar doktor dari Universitas Leiden ini menjelaskan bahwa perawatan itu umumnya dilakukan mandiri. Anggaran pemerintah biasanya ditujukan kepada perawatan museum, sedangkan untuk naskah kuno lebih banyak dilakukan perawatan secara mandiri.
Sumber : rud http://lensaindonesia.com/
0 komentar:
Posting Komentar